Monday 15 February 2016

LGBT?

Saya ini agak cukup heran dengan legalisasi LGBT. Saya wanita normal yang jelas memiliki ketertarikan seksual dengan pria dan tidak pernah tertarik dengan wanita. Saya bukan lesbian maupun biseks. Tapi yang jelas saya menolak perlakuan yang ‘tidak manusiawi’ terhadap kaum LGBT. Lagipula Belanda sudah sejak lama mendukung pernikahan sesama jenis. Bahkan ada teman-teman saya yang sudah pindah dan menikah di Belanda (ketika itu saya masih SMA dan saya memang banyak bergaul dengan yang lebih tua). Dan saya tidak pernah mempermasalahkan hal ini sejak saya masih sekolah. Tapi jelas sejak saya sekolah sampai sekarang, saya selalu pacaran dengan laki-laki dan naksir dengan laki-laki. 


Nah, Belanda kan sudah sejak lama mendukung pernikahan sejenis, lalu kenapa baru sekarang heboh? Ya iyalah, tahun 2000an awal pada belum mainan facebook. Dan di Indonesia, hal seperti homoseksual masih sangat jarang dibicarakan. Media itu kan bisa menyebarkan berita dengan sangat cepat. Ditambah lagi banyak yang ‘latahan’ setiap kali ada social media platform yang baru.


Yang perlu kalian ketahui, Indonesia bukanlah negara sekuler! Indonesia juga bukanlah negara Islam maupun negara Kristen, Hindu, maupun Budhha. Indonesia adalah negara PANCASILA. Nah, sedangkan nikah beda agama dan nikah sesama jenis lebih memungkinkan terjadi di negara sekuler, sedangkan Indonesia sendiri bukan negara sekuler. Jadi, bagi para bigot Indo yang doyan ngeribetin, kalian santai aja. Indonesia nggak bakalan melegalkan pernikahan sejenis kok, karena secara agama maupun konstitusi sangat bertentangan. Di negara sekuler, ada pemisah nyata antara negara dan agama, sehingga para kaum bigot Indo tidak akan bisa memahami konsep pernikahan di negara sekuler karena masih melihatnya dengan konteks keagamaan dogmatis. Lagipula Indonesia itu nggak siap untuk ‘celebrating pluralism’. Ya iyalah, rakyat Indonesia. bukannya sejak lahir dicekokin dogma agama? Sejak lahir bukannya mereka memeluk agama bukan dari pilihannya sendiri? Dan sejak lahir dididik oleh orangtuanya mengenai konsep surga dan neraka? Kalo baik masuk surga, kalau jahat masuk neraka kan? Jadi, udahlah kaum bigot Indo tuh nggak usah ribet-ribet nolak LGBT. Toh nanti mereka nggak akan nikah di Indonesia.


Tapi bukannya di Indonesia malah dibolehkan untuk menikahkan anak gadis di bawah umur? Bukannya salah satu agama mayoritas membolehkan anak gadis yang belum haid atau belum berumur 15 tahun untuk menikah? Aneh atau wajar? Oh, pasti wajar. Karena dalam prakteknya pun banyak. Bukankah menikahkan anak gadis di usia yang sangat muda justru malah sama artinya dengan merenggut masa kecilnya? Jelas-jelas UU no. 1 tahun 1974 pasal 7 ayat 1 jelas melarang pernikahan gadis yang belum berusia 16 tahun. Tapi menurut salah satu agama mayoritas di Indonesia, menikahkan maupun menikahi anak gadis di bawah umur justru malah dibolehkan. Ujung-ujungnya terjadi polemik lagi antara UU yang berlaku dengan keyakinan pada ajaran agama kan?


Yang bikin saya lebih heran, banyak orang yag tidak bisa membedakan antara LGBT dengan pedofilia. Duh. Yang ini yang paling bikin saya tepok jidat lalu geleng-geleng. Jelas-jelas pedofilia itu berasal dari bahasa Yunani; yaitu paidophilia, pais (anak-anak) dan philia (cinta yang bersahabat atau persahabatan) sehingga bila diterapkan dalam bentuk perilaku adalah menyayangi anak atau memiliki relasi mutualisme dengan anak-anak. Kemudian seiring dengan perkembangan masa dan banyaknya kasus yang mengarah pada orientasi seksual orang dewasa kepada anak-anak di bawah umur atau pra pubertas, maka pedofilia dikenal sebagai bentuk gangguan perilaku. Pelaku pedofilia tidak hanya berjenis kelamin laki-laki, tetapi juga perempuan meskipun lebih banyak yang terpublikasi pelaku laki-laki. Perilaku ini dapat dilakukan pelaku dengan jenis kelamin laki-laki kepada anak-anak di bawah umum yang berjenis kelamin laki-laki ataupun perempuan. Demikian juga yang dilakukan pelaku dengan jenis kelamin perempuan.


Di Indonesia ini kan kasus pedofilia banyak terjadi, dan mirisnya banyak pedofil yang korbannya memiliki jenis kelamin yang sama. Tapi jelas yang namanya pedofil itu memiliki daya tarik seksual kepada anak di bawah umur. Lah tapi bukannya ada agama yang memperbolehkan untuk nikah dengan anak gadis di bawah umur? #mikirkeras


Inget, menolak legalisasai LGBT bukan berarti harus membenci individunya! Para LGBT itu pasti punya alasan dan latar belakang mereka sendiri kenapa mereka memilih orientasi seksual sesama jenis, dan jelas itu terjadi karena proses panjang yang mempengaruhi kondisi psikologis mereka.



Mau bilang saya kafir, sesat, musyrik, dan pengikut iblis? Monggo, sok atuh, silahkan. Saya cuma berpikir dari 2 sisi saja. Saya menulis ini bukan berarti saya juga LGBT. Orientasi seksual pribadi saya tidak ada urusannya dengan dukungan saya. Kalau kalian menolak LGBT, bukan berarti kalian juga harus membenci kaum LGBT. Perlakukan mereka dengan kasih sayang! Ingat, beri mereka kasih sayang yang tulus, perlakukan mereka layaknya manusia normal. Kalau takut ikutan jadi kaum LGBT karena bergaul dengan kaum LGBT, ya berarti kalian memang berpikiran sempit dan memang iman yang kalian agung-agungkan belum kuat. Lagian tenang aja, Indonesia nggak akan melegalkan pernikahan kaum LGBT. Kaum LGBT pasti nikahnya di negara yang sudah melegalkan pernikahan sejenis. Kalau memang ‘iman’mu kuat, kalian ga akan punya alasan untuk membenci kaum LGBT.

Kamu tersinggung dengan tulisan saya? Coba di cek, mungkin kalian salah satu kaum bigot yang sangat mendukung fanatisme dan fundamentalisme agama :)

No comments:

Post a Comment