Thursday 21 April 2016

I "Rescued" A Cat! - Tuesday, April 19th, 2016 (Random Diary)

Pada hari Selasa, tanggal 19 April 2016, dengan mata merah plus sayu akibat belum tidur, saya ke Giant Slipi untuk beli makanan kucing. Dan berhubung saya kesana saat masih pagi, saya jadi pembeli pertama. Setelah beli wetfood Whiskas Junior dan dryfood merek SuperCat (dengan harapan mungkin Ophelia bisa jadi kucing super yang bisa menolong para kucing di luar sana), saya yang laper dan haus melihat ada tukang es kelapa muda di kolong jembatan Slipi Jaya.

Waktu saya lagi enak minum kelapa, ada kucing yang tiba-tiba menghampiri saya. Berhubung kemasan SuperCat itu ada ziplock nya, alhasil saya buka dan saya kasih ke kucing liar itu. Dan dia makan dengan lahap!!! Ketika baru makan setengahnya dari yang saya kasih, kucing ini seperti mengeong ke saya tapi tidak ada suaranya sama sekali. Tapi saya nggak kepikiran kalo dia bisu. Saya pikir itu cuma 'kebiasaan' dia saja untuk menyapa manusia.


Ketika kucing itu lanjut makan, tiba-tiba abang tukang soto yang jualan di sebelah es kelapa menendang si kucing. Alhasil saya langsung marah, "eh jangan diusir pak! Kasar banget!" dan abang soto itu bilang, "oh maaf saya pikir mbak nya nggak suka kucing..." dan saya cuma bisa ngelus si kucing dan bilang, "pak, kalo saya nggak suka kucing, saya nggak bakalan kasih dia makanan kucing lah..."

Dan ternyata ada beberapa orang yang ngeliatin saya dengan tatapan aneh.

Kenapa mereka ngeliatin saya dengan tatapan aneh? Apakah nendang kucing adalah hal yang wajar sehingga mereka membiarkan si kucing ditendang? Dan apakah saya gila karena menegur orang yang nendang kucing? Atau mereka ngeliatin saya karena suara saya yang keras? Entahlah...

Alhasil, karena saya kasian sama si kucing, saya tanya ke bapak itu, "pak, ada kardus bekas nggak ya?" Dan bapak itu langsung tau kalo saya mau bawa si kucing pulang. Beliau dengan muka yang senyum-senyum bilang, "mau dibawa pulang mbak?" Dan saya dengan yakinnya bilang, "iya." Dan kurang lebih 7-8 menit kemudian, bapak itu datang membawa kardus bekas minuman. Katanya, "adanya ini mbak, nggak ada yang lebih gede lagi. Semoga muat ya..." Dan saya memberikan senyum dan ucapan terima kasih ke bapak itu. Dan usut punya usut, dari omongan orang-orang itu, ternyata si kucing ini sebatang kara, induknya entah kemana, dan sepertinya dia sakit.

Akhirnya setelah menghabiskan es kelapa, saya bayar ke abang es kelapa, dan saya taruh si kucing itu pelan-pelan ke dalam kardus. Saya buka kardusnya dengan kepala si kucing melongo keluar. Ketika saya jalan (dengan tangan kiri membawa kardus dan tas belanjaan dan tangan kanan mengelus kepala si kucing supaya tenang), ada beberapa komentar dari orang-orang yang jualan disitu. Disuruh mandiin lah, disuruh kasih makan lah, dll. Dalam hati saya pikir, "iya lah gw mandiin, gw kasih makan. Ga bakalan gw tendang dia kayak kalian memperlakukan dia disini!" Tapi itu hanya sekedar omongan di dalam hati saya. Saya cuma bilang, "iya pak, terima kasih" dengan senyum.

Saya dan kucing ini jalan ke pangkalan ojek untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, saya mandikan si kucing cantik ini dengan air hangat. Kucing ini nggak rewel sama sekali ketika dimandikan. Bahkan dia tidak kabur. Dia hanya jalan-jalan di kamar mandi, dan beberapa kali menatap mata saya. Saya hanya bisa memandikannya dengan penuh perasaan, dengan harapan semoga dia tidak membenci saya karena memandikan dia. Badannya kotor, penuh debu... Seketika saya terpikir untuk menamainya Eleanor, panggilannya Ele. Setelah saya mandikan, saya keringkan badannya dengan handuk dan hairdryer. Eleanor tidak takut dengan suara hairdryer. Dia tenang sekali ketika dikeringkan badannya. Badannya kurus, tapi perutnya buncit. Mungkin dia cacingan. Makanya ketika selesai dimandikan, saya berikan combantrin (karena Drontal Cat baru boleh diberikan untuk kucing diatas umur 6 minggu, tapi saya takut perkiraan umur Eleanor salah, karena dia masih kecil). Saya berikan Whiskas for Kitten juga, dengan harapan Eleanor mendapatkan gizi yang baik.

Saya biarkan Eleanor bersama Ophelia (kucing saya). Ketika saya berikan makan untuk Eleanor, nampaknya Ophelia tidak suka dengan Eleanor. Bahkan Ophelia memukul kepala Eleanor! Saya langsung menjauhkan Ophelia dari Eleanor yang sedang makan, karena Ophelia beberapa kali mencoba memukul kepala Eleanor tapi Eleanor hanya diam saja, menikmati makanannya. Sepertinya Eleanor memang jarang makan makanan yang layak untuk kucing...

Ketika mau mengambil foto Eleanor yang sedang makan, tiba-tiba Ophelia memukul kepala Eleanor!
Saya kemudian membuatkan susu kucing (merk Growssy) untuk Eleanor. Sekembalinya saya, saya melihat Eleanor yang sedang jalan-jalan diikuti oleh Ophelia dari belakang. Kelihatannya Ophelia 'curiga' kepada Eleanor. Akhirnya saya kasih susu kucing itu untuk Eleanor, tapi malah Ophelia yang minum (padahal Ophelia dari dulu nggak pernah mau minum susu kucing setiap kali dibuatkan!). Akhirnya Ophelia saya gendong dan Eleanor minum susu kucingnya (walaupun nggak habis). Saya mencoba untuk bermain dengan mereka berdua, tapi Ophelia selalu mencari perhatian saya dengan mengusel-usel paha saya.

Namun sayangnya, beberapa menit kemudian, ketika Eleanor meringkuk di bawah TV cabinet saya, Ophelia malah memukul Eleanor! Saya cuma bisa bilang "NO, Ophelia!" sambil menjauhkan Ophelia. Tapi ternyata Ophelia malah makin menjadai-jadi. Ketika Eleanor sudah memejamkan matanya, Ophelia kembali mendekati Eleanor dan memukul Eleanor berkali-kali! Tapi Eleanor hanya membuka matanya dan diam saja. Saya kasihan pada Eleanor dan akhirnya menaruh Ophelia di kandang. Tapi Ophelia malah mengeong dengan menjadi-jadi. Saya yang tidak tega akhirnya melepaskan Ophelia dari kandang. Tapiii, kejadian itu terulang lagi!!!

Akhirnya saya bawa Eleanor ke teras rumah, saya taruh tempat makan dan minum untuknya dan saya buatkan tempat tidur dari kardus dan handuk yang tidak terpakai. Setiap jam saya keluar rumah untuk mengecek keadaannya. Eleanor selalu berusaha untuk mengeong tetapi tidak pernah ada suara yang terdengar dari mulutnya...

Setiap saya keluar rumah untuk mengecek keadaan Eleanor, dia akan ngusek-ngusek di kaki saya dan mencoba untuk mengeong. Saya hanya bisa mengangkatnya untuk duduk di pangkuan saya dan mengelus-elus kepala dan badannya. Eleanor tidak pernah menggigit ataupun mencakar saya. Beda sekali dengan Ophelia yang suka menggigit dan mencakar. Eleanor bahkan suka sekali tiduran di kaki saya setiap kali saya duduk di teras.


Setelah satu malam berlalu, saya pikir Eleanor akan kabur dari rumah saya. Ternyata tidak. Paginya, hari Rabu tanggal 20 April, Eleanor masih berada di teras, tidur dengan nyenyak, dengan tempat makanan kucing yang sudah kosong. Saya tidak membedakan makanan untuk Eleanor dan Ophelia. Dalam satu hari, saya akan memberikan dryfood SuperCat Kitten, wetfood Whiskas Junior, dan ayam rebus beserta air rebusannya.


Sampai sekarang Eleanor tidak mengeong. Saya hanya bisa berdoa dan menabung untuk membawa Eleanor ke dokter hewan sesegera mungkin agar segera mendapatkan penanganan yang baik. Ditambah lagi perutnya buncit. Bahkan Maria (kakak saya) mengira dia hamil (padahal tidak mungkin, karena dia masih sangat kecil). Semoga Tuhan selalu memberi saya rezeki yang cukup untuk merawat Ophelia dan Eleanor...


Eleanor, bertahan ya sampai aku bisa membawa kamu ke dokter hewan... Kamu sudah merebut hatiku sejak pertemuan kita yang pertama. Semoga kamu tumbuh sehat dan berumur panjang... Aku akan mencoba menjadi 'ibu' yang baik untuk kamu...

No comments:

Post a Comment